![]() |
| Foto: Solorayaterkini/Nanda |
Solorayaterkini, SOLO - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar pemutaran film documenter berjudul "Di balik Frekuensi". Pemutaran film yang digelar di teater besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta malam lalu (15/11/2014) ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan ulang tahun ISI yang ke-50.
Selain itu, pemutaran film yang digelar oleh Simak Sinema ini juga menggelar diskusi bersama Bambang Mulyanto Bagus Kusuma Adji yang merupakan Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Hanna Umairah
salah seorang peserta diskusi menyatakan keprihatinannya terhadap media di
Indonesia. “Dari film saya ini saya jadi tahu, ternyata tidak mudah ya menjadi
seorang wartawan. Masih banyak intervensi terhadap media-media yang ada di
Indonesia,” kata Hana, Mahasiswa Prodi Televisi dan Film itu, saat berdiskusi
di kampus setempat, malam lalu, (15/11/2014).
Hana lebih lanjut mengatakan bahwa
melalui film ini banyak yang ia dapatkan tentang jurnalisme. “Film ini memberi
saya gambaran bagaimana media itu seperti apa dan itu tidak menyurutkan
cita-cita saya untuk menjadi seorang jurnalis,” tambahnya.
Film karya Ucu Agustin ini bercerita tentang realitas kepentingan pemilik
media, terutama media televisi yang dianggap memiliki kecenderungan untuk
berpihak pada pemiliknya. Diharapkan melalui acara pemutaran film dan diskusi
ini dapat menciptakan insan media yang cerdas dan berkualitas. (Nanda)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar